Benarkah bahasa sumber kesalahpahaman?
Yah, mungkin benar atau mungkin salah. Jika benar memang banyak
contohnya, misalnya orang batak yang biasa berbicara dengan nada tinggi
menanyakan asal orang jawa, “Hey anak mana kau?”, orang jawa yang konon
berwatak lembut dan halus (kata siapa yah) bisa saja menganggap bahwa
orang batak tersebut sedang mengancam karena keberadaan orang jawa
tersebut, padahal mungkin orang batak tadi hanya menanyakan asal orang
jawa tersebut karena sering melihat orang jawa tadi namun belum
mengenalnya.
Jika salah juga lebih banyak lagi contohnya, misal saya bergadang sampai pagi hingga bangun siang hari sampai-sampai bos saya ngomel-ngomel akibat saya tidak masuk kerja, apa saya harus mengatakan bos saya salah paham akibat saya tidak izin dulu atau bos saya salah paham akibat saya tidak masuk kerja (wah bingung ya, iya saya juga bingung kenapa contohnya ngawur kaya gini ya?) begini saja, biar enak yah mungkin sobat-sobit saja yang berpengalaman tentang kesalahpahaman bisa menjelaskannya, anda kan lebih tahu tentang pengalaman kesalahpahaman yang pernah anda rasakan sendiri yang bukan akibat kesalahan bahasa.
Jika salah juga lebih banyak lagi contohnya, misal saya bergadang sampai pagi hingga bangun siang hari sampai-sampai bos saya ngomel-ngomel akibat saya tidak masuk kerja, apa saya harus mengatakan bos saya salah paham akibat saya tidak izin dulu atau bos saya salah paham akibat saya tidak masuk kerja (wah bingung ya, iya saya juga bingung kenapa contohnya ngawur kaya gini ya?) begini saja, biar enak yah mungkin sobat-sobit saja yang berpengalaman tentang kesalahpahaman bisa menjelaskannya, anda kan lebih tahu tentang pengalaman kesalahpahaman yang pernah anda rasakan sendiri yang bukan akibat kesalahan bahasa.
Disini
saya cuma akan menuliskan sebuah kutipan tentang bahasa dari Antoine de
Saint-Exupery, seorang penulis asal Prancis yang mendunia karena
karyanya yang berjudul Le Petit Prince (Sang Pangeran Cilik). Ini dia kutipan Antonie:
“Language is the source of misunderstandings.”
Mudah
diingat bukan, jika sobat-sobit bertengkar dengan pacar, saudara,
istri, suami, atau lebih parah lagi dengan orang tua akibat kurang komunikasi, membentak, menyindir, mengkritik, protes, demo, salah ucap,
ataupun hal-hal lain yang berhubungan dengan bahasa, mungkin alangkah
baiknya jika anda merenung sejenak sambil berkata lirih dalam hati, “That’s true what Antonie said that Language is the source of misunderstanding.”
Namun
yang perlu diingat, meskipun mungkin bahasa adalah sumber
kesalahpahaman, Bahasa juga bisa berfungsi sebagai sumber pemecah
berbagai permasalahan. Lihat saja perundingan-perundingan menjelang dan
sesudah kemerdekaan RI untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan
Negara tercinta ini, atau sebut saja teks proklamasi yang digaungkan
Soekarno pada 17 Agustus tahun 45, semuanya mengandalkan kemampuan
berbahasa. Saya tidak bermaksud menyepelekan jasa-jasa pahlawan kita,
hanya saja saya tekankan bahwa bahasa adalah hal yang sangat penting
untuk dipelajari sehingga kita bisa menghindari kesalahpaman dengan
menggunakan bahasa pula.
Maaf, jika ada kesalahpahaman akibat tulisan yang saya
publikasikan ini, saya hanya sekedar berceloteh sedikit, tidak ada
maksud untuk menguak sebuah kontroversi baru. That’s just what I mean
bro..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar